Salah satu media belajar saya yang paling sering saya gunakan adalah layanan Customer Service. 

Mengapa Customer Service?

Hampir semua layanan yang saya terima di Jepang seperti Telepon, Internet, pengiriman barang, belanja online, semua customer servicenya pernah saya telepon. Saya akui, saya termasuk pelanggan yang lumayan rewel masalah pelayanan. Jika ada sesuatu yang tidak sesuai atau ada hal yang ingin ditanyakan, saya tidak sungkan untuk menelepon ke nomor telepon customer service. Kebanyakan nomor customer service yang ada di Jepang tidak dikenakan tarif sehingga ingin berbicara berapa menitpun kita tidak perlu khawatir akan membobol tagihan bulanan. Dengan adanya pelayanan inilah saya gunakan untuk belajar menelepon dalam bahasa jepang.


Jangan salah, menelepon dengan bahasa jepang jika tidak terbiasa mungkin akan bingung harus bilang apa. Saya dulu pernah punya pengalaman tentang hal ini. Memang saya sudah lulus N3 waktu itu. Tapi karena bahasa verbal saya yang masih sangat kurang, saat saya harus mengangkat telepon yang datang dari perusahaan pusat di jepang, saya sangat grogi dan bagaimana tata cara menyapa dan mengawali pembicaraan saja, saya tidak tahu. Ya, semua itu karena saya belum terbiasa.

Dari pengalaman itulah saya berfikir bahwa sangat penting untuk belajar berkaiwa melalui telepon. Untuk mengasah kemampuan atau paling tidak untuk membuang rasa nervous, saya mencoba memberanikan diri untuk menelepon customer service. Dan saat itu customer service yang pertama kali yang saya telepon adalah DOCOMO. 

Jujur saja, saat pertama kali menelepon masih ak ik uk ano eto... Akan tetapi dengan mencoba hal tersebut saya banyak menemukan kosakata baru. Dan yang paling sering terdengar saat mendengar mesin penjawab otomatis adalah kata  恐れ入りますが. Uniknya lagi kebanyakan customer service yang saya telepon adalah wanita dan jarang sekali laki-laki. Jadi terasa nyaman saat mengobrol dengan customer service tersebut.

Meskipun terkadang banyak juga kosakata yang saya tidak mengerti. Namun saya tetap berusaha menangkap apa yang mereka bicarakan dan merespon dengan bahasa yang saya bisa. Saat pertama kali,rasanya benar-benar grogi dan takut. Setelah terbiasa, saya jadi ketagihan.

Bahkan saya juga pernah menelepon kantor polisi karena dompet saya hilang. Awalnya mereka juga bingung takut saya tidak bisa menangkap pembicaraannya. Mereka meminta pihak orang jepang yang bisa membantu bicara. Namun saya beranikan diri untuk datang sendiri dan mengambil dompet saya yang ternyata sudah ditemukan dan diserahkan ke kantor polisi.

Selain telepon, saya juga sering melakukan komunikasi dengan customer service melalui email. Email ini sangat penting terutama jika kita suatu saat nanti bekerja di perusahaan jepang dan di tuntut untuk berkomunikasi dengan pihak jepang melalui email. Kosakata yang sering saya jumpai dalam email seperti 残念ながら、何卒、お手数ですが、dll. Kata-kata semacam itu tergolong baru jika kita tidak pernah melakukan komunikasi secara tertulis melalui email. Terkadang saat saya mengirim email, mereka bingung dengan bahasa saya, tapi mereka bisa memahami dan mereka biasanya akan memastikan lagi supaya tidak terjadi misskomunikasi.

Dari hal-hal tersebutlah saya belajar. Tanpa saya membaca buku, saya sudah mengenal bahasa-bahasa yang ada di dalam N2. Lalu saat menjelang ujian N2, saya tidak mengalami banyak kesulitan dalam memahami kosakata N2 yang ada di dalam buku, karena sudah sering saya lihat dan saya baca.

Belajar itu tidak hanya dengan membaca. Pelajari hal-hal yang ada dilingkungan kita , terutama bagi yang berada di jepang. Manfaatkan waktu dan kesempatan ini untuk mengeksplor kemampuan kita. Terutama untuk bahasa jepang.

Sekian.